Minggu, 01 Mei 2016

Kisah Garuda GA421 Di Bengawan Solo - Sigapnya Warga Desa Serenan dan Rumah yang Berjasa dalam Evakuasi GA421

Sigapnya Warga Desa Serenan dan Rumah yang Berjasa dalam Evakuasi GA421
Rumah kosong tempat evakuasi penumpang. Gambar kiri diambil tahun 2002 (Foto via Pilot Abdul Rozaq) dan gambar kanan diambil hari ini (Foto: Muchus Budi R/detikcom)

Solo -
Kecelakaan pesawat Garuda di Bengawan Solo menyisakan cerita dan kenangan mendalam, khususnya bagi warga RT 9 RW 4, Desa Serenan, Juwiring, Klaten. Mereka adalah orang yang pertama kali datang dan membantu para penumpang pesawat yang jatuh di sungai, timur rumah mereka.

Umar, saat itu adalah ketua RW setempat. Rumah miliknya paling dekat dengan lokasi, hanya sekitar 100 meter dari bibir sungai. Rumah dua lantai itu memang hanya digunakannya untuk gudang mebel sebelum dipasarkan. Lokasi jatuhnya pesawat memang merupakan kawasan sentra industri mebel dan kerajinan kayu.

"Kami segera datang ke lokasi setelah melihat pesawat jatuh. Kami segera memberikan pertolongan. Seluruh penumpang kami bawa ke pinggir sungai. Setelah dikumpulkan di rumah gudang milik saya ini. Selanjutnya semua dikirim ke Solo untuk mendapatkan perawatan, karena sebagian besar mengalami luka meskipun luka ringan," ujarnya.



Foto atas diambil tahun 2002 (Foto: via Pilot Abdul Rozaq) dan foto bawah, anggota SAR UNS Ari Kristyono menunjukkan lokasi pesawat saat mendarat diambil hari ini (Foto: Muchus Budi R/detikcom)

Umar juga memaparkan semua penumpang saat itu masih berada di dalam pesawat. Sedangkan seorang pramugari terpental dari pesawat dalam kondisi luka, terseret arus sungai. Pramugari tersebut berhasil ditolong dan selanjutnya dibawa ke rumah Umar dan dibawa ke Solo untuk dirawat.



Di antara kedua jembatan ini pesawat GA421 mendarat darurat. Foto atas diambil kapten pilot Abdul Rozaq tahun 2002 lalu dan foto bawah diambil hari ini (Foto: Muchus Budi R/detikcom)

Sedangkan seorang pramugari lainnya, ditemukan sekitar 1,5 km dari lokasi jatuh pesawat sudah dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Pramugari yang belakangan diketahui bernama Santi Anggraeni itu ditemukan oleh seorang pemancing di Desa Sidowarno pada Rabu (16/1/2002) sore.

"Pramugari itu ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dan hanya mengenakan pakaian dalam. Mungkin seluruh pakaiannya terlepas saat tersedot keluar an terlempar dari badan pesawat," ujar Umar.

Rumah Umar itu masih berjasa untuk tahapan operasi selanjutnya. Tim SAR dan para penyelam Kopaska menggunakan rumah tersebut sebagai posko hingga operasi selesai.

Kini rumah tersebut tidak hanya digunakan sebagai gudang, namun juga digunakan untuk produksi mebel oleh Umar.

Pihak Garuda juga tidak begitu saja melupakan budi baik warga sekitar atas kejadian kecelakaan yang menimpa pesawatnya. Di desa itu, Garuda juga melakukan pengerasan jalan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.



(Foto: Muchus Budi R/detikcom)

Garuda membangunkan sebuah gedung serba-guna untuk warga, dan membangun sebuah fasilitas reservoir untuk pengadaan air bersih bagi warga.



(Foto: Muchus Budi R/detikcom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar